Skip to main content

Mengenal Digital Mixer Behringer X32, Tips and tricks serta Panduan Live Mixing Behringer x32

Behringer x32
Assamu'alaikum, Wr. Wb!
Salam sejahtera, salam sukses!
     Pada era globalisasi saat ini, mungkin sudah tak asing lagi bagi Anda terutama para sound engineer, mengenai digital mixer. Digital mixer merupakan perkembangan teknologi audio yang luar biasa, bisa dibilang perubahannya dari analog mixer sangatlah drastis dari segi fasilitasnya, serta dapat dibilang merupakan adobsi dari teknologi komputer. Digital mixer memiliki fasilitas yang jauh lebih lengkap dan kompleks dibandingkan sebuah analog mixer, jika dalam  pengaplikasian analog mixer keberadaan aksesoris external seperti GEQ, noise gate, dan compressor limiter sangatlah pokok. Hal ini menjadikan tidak efisien tempat, waktu, dan tenaga. Sedangkan dalam Digital mixer sudah mencakup aksesoris lengkap di dalamnya, selain itu bentuknya juga lebih ringkas. Hal ini dapat diibaratkan sebuah tablet obat yang didalamnya sudah mencakup banyak bahan dalam bentuk minimalis. Kelebihan tersebut tentulah sangat menarik perhatian para sound engineer. Sehingga tak heran, era saat ini sudah banyak di Indonesia yang menggunakan Digital mixer dalam live mixing event besar maupun kecil sekaligus.
     Digital mixer medium level yang saat ini sedang banyak digunakan karena fasilitas cukup lengkap dan harga yang cukup terjangkau yaitu Behringer X32. Digital mixer ini memiliki 32 input xlr, serta 16 output. Behringer melaksanakan kerjasama dengan Midas dalam produksi mixer tersebut. Preamp yang digunakan merupakan preamp brand mixer cukup ternama yaitu Midas. Sehingga brand image yang dicantumkan dalam X32 yaitu "powered by Midas". Hal ini tentu tak diragukan lagi kualitas dan ketangguhannya, sehingga peminat Behringer X32 bisa dibilang lebih banyak dibanding brand lain. Selain itu, Behringer juga menawarkan menu pengoperasian yang tentunya sangat user friendly bagi sound enggineer pemula. Saya sebagai seorang pemula juga merasakan kemudahan dibandingkan digital mixer brand lain sekelasnya. Hal ini merupakan sebuah kesempatan besar bagi kita.
     Saya akan menjelaskan tips and trik me-mixing Behringer X32 yang baik. Berikut hal yang harus diperhatikan dalam melakukan live mixing yang baik.
     1. Hal pertama yang wajib diperhatikan bagi para installer maupun operator adalah kualitas listrik, mengingat digital mixer adalah perangkat micro yang bisa dibilang lebih rawan dibanding analog mixer. Tegangan listrik harus sesuai kriteria yang dibutuhkan perangkat, jika di Indonesia kisaran 220 v. Akan sangat berbahaya jika tegangan kurang dari 200 v ataupun melebihi 240 v. Alangkah baiknya kita memakai stavol/stabilizer serta UPS.
     2. Mari kita menginjak ke proses live mixing. Perlu diketahui, dalam digital mixer tersedia fasilitas routing untuk mengatur alur signal yang masuk dan keluar, semisal output berapa yang dipakai untuk bus sekian, output Nomor berapa yang dipakai main LR ataupun Matrix, dll. Semua itu bisa ditentukan sendiri oleh operator melalui fasilitas routing. Selanjutnya, sebelum signal dari mic ataupun DI Box, pastikan fader dalam keadaan mute dan berada di ujung bawah, gain jangan dibuka terlebih dahulu, low cut, gate, compressor limiter dalam keadaan off, serta eq usahakan flat terlebih dahulu. 
     3. Kita bisa mulai mengatur channel yang kita kehendaki dengan memencet tombol select. Kita tarik fader ke atas hingga kisaran 0dB, jangan lupa juga buka fader main LR, kemudian baru kita angkat gain jika signal belum masuk ataupun dirasa kurang besar. Signal jangan sampai terlalu besar hingga peak karena akan rentan feedback  jika itu signal dari mic dan juga akan overload yang menyebabkan suara distorsi.
     4. Kemudian beranjak ke EQ. Pastikan kita sudah select channel yang dikehendaki, kemudian pencet tombol view pada menu equalizer. Setelah itu, akan muncul parametric yang menunjukan frequensi masuk. Langkah selanjutnya ialah meng-cut frequensi yang tidak diperlukan, serta jika perlu boosting frequensi yang diperlukan. Perlu diingat, jangan sampai terlalu besar melakukan boosting karena akan menyebabkan overload dan juga feedback, biasanya boosting dilakukan kisaran 4dB hingga 6dB. Telah disediakan 4 bandwidth atau tempat frekuensi yang terdiri atas Low, Low Mid, Mid High, dan High. Di setiap bandwidth disediakan pengaturan lebar bandwidth, penggeseran frekuensi, gain, serta model bandwidth frekuensi (cut, self, PEQ, VEQ). Selain itu juga tersedia fasilitas lowcut jika diperlukan. Semua itu disesuaikan kebutuhan frekuensi serta karakter signal. Pengaturan frekuensi haruslah sesuai, jangan sampai malah merusak karakter alat musik itu sendiri.
     5. Jika terdapat noise, maka gunakan noise gate untuk mengatasinya. Caranya ialah select channel, pencet tombol view pada Gate, hidupkan gate, kemudian atur threshold (batasan signal yang digate) sesuai besar noise. Jangan sampai malah merusak karakter signal karena ada signal berguna yang tertutup gate. Selain threshold, ada banyak yang harus kita atur seperti ratio, range, attack, release, key freq, dll. Namun yang paling pokok ialah ratio, attack, dan release. Saya akan jelaskan satu persatu.
   A. Ratio, merupakan perbandingan besar signal di bawah threshold yang masuk, dengan setelah dikecilkan/digate. Biasanya diatur 3:1.
  B. Attack, lama waktu dari gate berfungsi hingga membuka lagi karena signal yang masuk telah di atas threshold (batasan). Biasanya di atur cepat.
   C. Release, merupakan lama waktu dari gate tidak berfungsi hingga mulai berfungsi karena signal masuk di bawah threshold. Pengaturan release berbeda-beda, sebagai contoh untuk kick drum lebih cenderung diatur cepat, sedangkan untuk bass gitar cenderung diatur lama. Tujuannya agar tidak merusak karakter suara menjadi tertekak tiba2 karena digate.
    6. Beranjak ke fasilitas selanjutnya. Jika khawatir oversignal dan akan menyebabkan suara pecah, distorsi, atau cliping, maka gunakanlah compressor limiter. Caranya dan menu2 nya hampir sama dengan Gate. Kita mengatur batasan maksimal suara dengan threshold. Untuk release, attack, dll menurut saya lebuh mudah diatur mode auto. Compressor limiter ini juga dilengkapi dengan gain untuk memperbesar output signal yang telah dicompress. Sehingga memperoleh signal yang halus tetapi tetap loud and clear. 
     7. Jika dirasa, suara garing atau kurang megah. Maka Anda bisa menambahkan effect seperti reverb. Sebelumnya kita harus mengatur terlebih dahulu, akan diletakkan atau di insert kan di mana efdect tersebut. Kita bisa mengaturnya pada menu effect. Di situ ada pilihan banyak macam effect yang akan di plugin, dan juga pilihan bus untuk meletakkan effect tersebut. Saya ambil contoh reverb plate, reverb ini di plugin ke bus 16, setelah itu kita bisa membuka fader master fx sends reverb tersebut beserta fader master bus 16 pada kisaran -5 sampai 0dB. Setelah itu kita select channel yang akan diinsert reverb kemudian kita buka bus sends nomor 16, maka reverb akan muncul. Dalam menu effect terdapat banyak juga menu untuk mengatur effect yang dihasilkan, seperti size, fit freq, decay time, pre delay dll. Saya ambil contoh untuk vocal, maka effect yang diperlukan adalah reverb plate dengan pengaturan size kisaran 40-60, fit freq kisaran 10-12kHz untuk membuat suara nyesss, dan decay time kisaran 1,23s. Semua itu tergantung selera dan kebutuhan.
     8. Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan yaitu menyelaraskan level tiap instrumen, level LR main, level output bus semisal memakai monitor panggung. Kita dapat membuat group2 dengan memanfaatkan fasilitas DCA. Caranya denhan select channel yang akan dimasukkan ke DCA kemudian masuk ke menu home pada layar, lalu kita bisa assign channel tersebut ke DCA berapa sesuai keinginan. Dengan ini kita bisa mengecilkan level suara beberapa instrumen dengan hanya 1 fader DCA tersebut. Selain EQ per channel, kita juga bisa mengatur EQ setiap output bus yang kita pakai, EQ main LR, EQ matrix, dll.

       Itulah beberapa tips and tricks serta panduan  singkat tentang cara live mixing digital mixer Behringer X32. Perlu dicatat bahwa keberhasilan sebuah live mixing tidak hanya ditentukan dengan skill saja, namun juga mental yang siap serta pengalaman yang cukup. Selamat mencoba! Selamat berkarya! Bila ada hal yang salah ataupun kurang bisa dimengerti, saya mohon maaf! Kritik dan saran sangat saya harapkan.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Salam sejahtera!

Comments

Popular posts from this blog

Cara Menghilangkan Feedback atau Storing pada Loudspeaker

Assalamu'alaikum, Wr.Wb. Salam sejahtera, salam sukses!      Feedback atau Storing merupakan sebuah fenomena yang tak asing lagi bagi Anda soundengineer. Feedback sendiri adalah tertangkapnya kembali gelombang suara oleh mic yang tadi telah ditangkap dan dikeluarkan di loudspeaker. Feedback berupa suara frekuensi tertentu dengan bandwidth yang sangat sempit, biasanya ngungg...... Nginggg..... Ataupun nggiiiiikkkk. Hal ini tentu sangat mengganggu, terutama pada sistem monitor panggung. Tetapi jangan khawatir.... Dengan menggunakan Graphic Equalizer , dengan mudah Anda dapat menghilangkan feedback. berikut cara sederhana menghilangkan feedback pada floor monitor. 1. Lakukan pengecekan dengan menempatkan mic sekitar 50-100cm depan speaker. Pastikan Eq microphone dalam keadaan flat dan juga Eq speaker dalam keadaan flat. 2. Buka gain perlahan sampai muncul feedback (ngungg....nggiinggg....ataupun nggiiikkk). 3. Potong frekuensi pada Graphic Eq dengan cara ...

Mengapa Harus Digital Mixer?

Assalamu’alaikum, Wr. Wb Salam sejahtera, salam sukses. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, banyak sekali perkembangan juga dalam dunia  Audio   System. Mungkin sudah tak asing lagi kita sering melihat vendor-vendor layanan rental yang sudah menggunakan  Digital Mixer.  Waktu demi waktu  analog mixer  mulai ditinggalkan. Tahun 2019 ini banyak sekali  digital mixer  dengan harga, kualitas, fasilitas yang sangat bervariasi. Hal ini tentu menjadi kemudahan kita untuk memilih. Pertanyaannya,  Mengapa Harus Digital Mixer? 1. Sudah menjadi  equipment required  para musisi dan customers yang harus dipenuhi vendor masa kini. 2. Lebih praktis dan fasilitas yang lengkap Bayangkan saja ketika kita menggunakan  analog mixer. Tentu kita masih membutuhkan alat external penunjang seperti,  graphic   equalizer, compressor limiter, noise  gate, effect insert dll. Hal ini sangat merepotkan dan menyita...